Jakarta, 4 September 2025 – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, kembali menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung), Senin pagi (4/9). Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook untuk program digitalisasi sekolah. Nadiem hadir didampingi oleh pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Kedatangan Nadiem Makarim ke Kejagung
Nadiem Makarim tiba di Gedung Bundar Kejagung sekitar pukul 08.56 WIB, mengenakan jas hitam dan didampingi Hotman Paris. Tanpa memberikan banyak komentar kepada awak media, Nadiem langsung masuk ke dalam gedung untuk mengikuti proses pemeriksaan.
Ini merupakan kali ketiga Nadiem diperiksa oleh Kejaksaan Agung terkait kasus pengadaan Chromebook senilai Rp9,9 triliun.
Latar Belakang Kasus Chromebook Kemendikbudristek
Kejagung tengah menyelidiki dugaan korupsi proyek pengadaan Chromebook yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek pada masa kepemimpinan Nadiem. Proyek ini menggunakan dana dari:
-
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
-
Dana Satuan Pendidikan
Total anggaran proyek tersebut mencapai Rp9,982 triliun. Dalam prosesnya, pengadaan laptop disebut memaksakan penggunaan spesifikasi Chromebook yang dianggap tidak efektif untuk proses pembelajaran di sejumlah sekolah.
Penyidik Kejagung telah memeriksa lebih dari 40 saksi dan mengumpulkan berbagai barang bukti, termasuk dokumen dan perangkat elektronik, sebelum kembali memanggil Nadiem.
Hotman Paris: Nadiem Hadir Sebagai Saksi
Kuasa hukum Nadiem, Hotman Paris, menyampaikan bahwa kehadiran kliennya adalah bentuk kerja sama penuh dengan aparat penegak hukum.
“Beliau hadir sebagai saksi, dan ini adalah bagian dari kewajiban hukum untuk membantu proses penyidikan,” ujar Hotman.
Kaitan Gojek, Google, dan Chromebook?
Penyidik juga dikabarkan menelusuri hubungan antara perusahaan teknologi seperti Google (pembuat sistem operasi Chromebook) dan Gojek, startup yang didirikan Nadiem Makarim. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Kejagung yang menyebutkan keterkaitan langsung antara investasi teknologi dan pengadaan perangkat pendidikan tersebut.