JurnalismeInvestigatif – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menggarisbawahi tiga poin penting yang perlu didorong pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023. Ketiga poin ini akan menjadi panduan bagi kerja sama dan kolaborasi antara negara-negara pulau dan kepulauan.
Dalam pembukaan KTT AIS Forum yang pertama, yang berlangsung di kawasan BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Rabu (11/10/2023), Presiden Joko Widodo menekankan kepentingan hal-hal berikut:
1. Solidaritas, Kesetaraan, dan Inklusifitas
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa solidaritas, kesetaraan, dan inklusifitas harus menjadi prinsip dan pegangan bersama bagi semua negara pulau dan kepulauan. Ini adalah fondasi penting dalam membangun kerja sama yang kuat di antara mereka. Solidaritas antarnegara-negara ini akan membantu menjaga kelangsungan ekosistem laut dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya.
2. Prioritas pada Kerja Sama Konkret
Hal kedua yang ditekankan oleh Presiden adalah pentingnya fokus pada kerja sama konkret yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pihak. Setiap negara memiliki tantangan unik yang perlu diatasi, dan kerja sama harus diarahkan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Hal ini menciptakan kemitraan yang efektif yang membawa manfaat nyata bagi semua pihak.
3. Kerangka Kerja Sama yang Tangguh dan Dinamis
Presiden Joko Widodo memandang bahwa kerangka kerja sama yang tangguh dan dinamis adalah kunci dalam menghadapi tantangan-tantangan yang akan muncul di masa depan. Negara-negara pulau dan kepulauan harus bersama-sama membangun kerangka kerja sama yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk mengatasi masalah seperti perubahan iklim, kenaikan air laut, tata kelola sumber daya laut, dan pencemaran laut dengan lebih efektif.
Baca Juga : Siap Sambut Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 di Indonesia!
Presiden Joko Widodo merasa terhormat menjadi tuan rumah KTT AIS Forum yang pertama ini. Indonesia akan menjadikan momentum ini sebagai langkah penting untuk memperkuat kolaborasi di antara negara-negara pulau dan kepulauan. Bagi Presiden, laut adalah penghubung, bukan pemisah, dan merupakan faktor penyatuan antara berbagai daratan.
Negara-negara pulau dan kepulauan, terlepas dari ukuran dan tingkat perkembangan mereka, memiliki tantangan bersama yang kompleks dan saling terkait. Perubahan iklim dan isu lingkungan lainnya memiliki dampak serius, dan hanya dengan kerja sama yang kokoh, mereka dapat menghadapinya.
Solidaritas negara-negara ini adalah kunci dalam menciptakan langkah-langkah strategis, konkret, dan taktis dalam menyelesaikan masalah bersama. Indonesia juga terus mendukung kepentingan negara pulau dan kepulauan di forum-forum internasional seperti KTT G20 dan KTT ASEAN.
Dalam semangat kesatuan dan kolaborasi, Presiden menutup sambutannya dengan komitmen untuk terus memperkuat hubungan antara negara-negara pulau dan kepulauan, meskipun di tengah kondisi dunia yang terbelah.
Baca Juga : Perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober: Makna dan Sejarahnya Untukmu
sumber : BPMI Pres