Jakarta – Baru akhir pekan lalu resmi memiliki Twitter, miliarder Elon Musk mulai membawa beberapa perubahan pada perusahaan yang berlokasi di Amerikaitu.
Salah satunya adalah akun terverifikasi atau centang biru dan menonton video harus berbayar.
Elon Musk tidak merinci perubahan tersebut. Tetapi kepastian bahwa akun Blue Tick ditagih berasal dari laporan Buletin Teknis Platform Gaming yang mengutip dua orang dan menyebutkan bahwa proyek tersebut adalah bagian dari Twitter Blue.
Pengguna berlangganan melalui Twitter Blue seharga $4,99 (IDR 77.600) per bulan. Jika mereka tidak membayar, mereka akan kehilangan centang biru.
Rencananya, pengguna dengan akun terverifikasi memiliki waktu 90 hari untuk beralih ke langganan atau centang biru akan dihapus dari akun mereka.
Karyawan Twitter mendapat tenggat waktu 7 November bagi Elon Musk untuk merilis fitur berlangganan ini. Jika mereka gagal, mereka dipecat.
Sebagai informasi, Twitter Blue diluncurkan Juni tahun lalu sebagai layanan berlangganan pertama. Layanan tersebut menawarkan ‘akses eksklusif ke fitur premium’ termasuk fitur edit tweet.
Fitur edit tweet tersedia awal bulan ini, setelah Musk mendesak menggunakan survei pada bulan April dan menanyakan apakah mereka ingin tombol edit. Sebanyak lebih dari 70% mengatakan ingin fitur tersebut.
Baca Juga : Kritik Habis-habisan Warganet untuk Kominfo Lewat #BlokirKominfo
Nonton Video di Twitter Harus Bayar
Fitur video berbayar sebenarnya akan menguntungkan pembuat konten, yang akan dikenakan biaya jika pemirsa menonton video mereka, dan Twitter akan berbagi hasil pembayaran.
“Ketika pembuat tweet dengan video, setelah video ditambahkan ke tweet, pembuatnya dapat mengaktifkan paywall,” kata perusahaan itu dalam email internal. Pembuat dapat memilih dari daftar harga yang telah ditentukan. Pilih, misalnya, $1 hingga $10. menjadi Rp 156 ribu.
Pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post, seorang karyawan mengatakan fitur video berbayar tampaknya akan digunakan untuk mempromosikan konten dewasa. Pasalnya, menurut laporan, pengguna Twitter semakin menyukai konten seperti ini.
Di samping itu, melansir The Independent, Kamis, 3 November, ada kekhawatiran pengguna dapat menggunakan alat ini untuk membagikan materi berhak cipta atau untuk menipu orang lain.
Karyawan Twitter telah mengidentifikasi risiko yang tinggi menurut email internal perusahaan itu. Di mana akan ada risiko yang terkait dengan konten berhak cipta, masalah kepercayaan pembuat atau pengguna, dan kepatuhan hukum. Fitur tersebut akan menjalani tinjauan internal tentang masalah itu sebelum diluncurkan.
Baca Juga : RUU Pelindungan Data Pribadi Disahkan DPR RI
Keputusan Gila Lainya
Elon Musk, yang akhirnya menjadi pemilik Twitter pada Kamis (27/10/2022), diketahui langsung memberhentikan petinggi perusahaan. Mulai dari Parag Agrawal yang merupakan CEO Twitter, lalu Chief Financial Officer Ned Segal, dan Kepala Kebijakan dan Legal Vijaya Gadde.
Ketiganya dipecat karena dituduh memberikan data menyesatkan mengenai jumlah pengguna dan akun palsu di Twitter. Agrawal dan Segal yang ada saat penandatanganan akuisisi di markas Twitter langsung dikawal untuk keluar dari gedung.
Baca Juga : Berlomba masuk bank digital, tapi tetap waspada aspek ini
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainya.