JurnalismeInvestigatif – JAKARTA – Saiful Mujani, pakar ilmu politik dan pendiri SMRC Research Institute, mengatakan religiusitas seseorang dapat memengaruhi pilihan politik. Tapi jumlahnya masih terbatas.
“Pengaruh religiusitas ada tapi terbatas,” kata Saif dalam diskusi “Apakah Agama Penting dalam Pilihan Politik”, Senin (25/4/2020).
Baca Juga : Menjaga Stabilitas Pemerintahan di Tahun Politik
Menurutnya, jika agama berperan besar dalam menentukan pilihan politik, maka partai seperti PKS harus menjadi partai besar dan memiliki basis massa yang luas.
Tetapi kenyataannya, kata Saif, 20 tahun telah berlalu sejak reformasi, dan bahkan sejak pemilihan umum pertama diadakan pada tahun 1955, kekuatan politik identitas Islam sebenarnya telah memudar.
Baca Juga : Pengamat politik prodem Andrianto dan warga kritik cara penangkapan Munarman
Politik identitas Islam pernah begitu kuat, katanya, bahkan mendominasi parlemen dengan pangsa hampir 46 persen.
“Tapi sejauh ini, sudah 20 tahun sejak reformasi atau bahkan sejak pemilu pertama kita tahun 1955, kekuatan politik identitas Islam itu semakin kecil. Dulu sekitar 46 persen gabungan dari partai Islam di parlemen,” jelasnya.
“Sekarang kan yang Islamnya kuat hanya PKS dan mungkin PPP, kalau dijumlahkan nggak sampai 15 persen,” terang Saiful.
Baca Juga : Bisakah Media Jadi Pilar Keempat Demokrasi?
Editor : Dian