Jurnaismeinvestigaif.com – Polisi terus menyelidiki kasus bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari apartemen di Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka berusaha mencari motif di balik tragedi tersebut, apakah itu terkait dengan masalah ekonomi atau ada alasan lain yang mendasari aksi memilukan itu.
Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya, mengungkapkan bahwa aksi bunuh diri ini tampak telah direncanakan sebelumnya, mengingat gerak-gerik pelaku sebelum kejadian.
Meskipun keluarga tersebut telah tinggal di apartemen tersebut sebelumnya, namun dalam dua tahun terakhir mereka tidak tinggal di sana. Polisi telah menyimpulkan motif awal korban adalah bunuh diri dan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut.
1. Bunuh Diri Sudah Dipersiapkan
Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta mengatakan, dari gerak-gerik yang dilakukan pelaku bunuh diri sebelum kejadian, tampak aksi ini sudah dipersiapkan. “Dari gerak gerik kami menyimpulkan ini bunuh diri yang sudah dipersiapkan bersama,” kata dia.
Kompol Agus Ady mengatakan keluarga ini memang menghuni kamar di apartemen tersebut tapi selama dua tahun terakhir mereka tidak tinggal di sana.”Kesimpulan awal motif korban adalah bunuh diri dan kami lakukan penyelidikan lanjutan,” kata dia
2. Melompat dengan Tangan Terikat
Polisi mengungkap bahwa empat korban bunuh diri yang melompat dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, ditemukan dalam kondisi tangan terikat ketika jatuh secara bersamaan. Para korban terakhir kali tinggal di salah satu unit apartemen tersebut sekitar dua tahun yang lalu sebelum mereka kembali ke sana kemarin.
“Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA (50) dan JL (15) terikat tangannya dengan tali yang sama. AEL (52) terikat tali yang sama dengan JWA (13), ikatan tali tersebut mengikat,” ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
Rekaman CCTV menunjukkan bahwa para korban memang datang bersama dan naik lift bersama. Dalam perjalanan naik lift, EA terlihat mencium kening para korban lain, sedangkan AEL mengumpulkan handphone mereka dan menyimpannya dalam tas. Setelah itu, mereka menuju ke bagian rooftop apartemen.
3. Sudah Lama tak Tinggal di Apartemen
Menurut hasil sementara dari keterangan para saksi yang telah diambil oleh pihak kepolisian, keempat korban telah lama tidak tinggal di salah satu unit apartemen tersebut. Para saksi menyatakan bahwa diperkirakan para korban tidak lagi tinggal di sana selama dua tahun. Namun, mereka kembali ke apartemen tersebut pada hari Sabtu yang lalu.
“Hasil sementara keterangan saksi-saksi yang sudah kita ambil, mereka menyatakan para korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah 2 tahun. Baru hari ini kembali lagi ke apartemen,” kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya
4. Dugaan Terlilit Utang
Salah satu tentangga korban yang tak mau disebut namanya mengaku sering dipinjam uang oleh korban. Namun, ia tak selalu meminjamkan uang setiap korban meminta.
“Akhir-akhir ini juga sering pinjam, tapi kemampuan (kami) terbatas. Pinjam dicuekin. Kalau ada uang ya dikasih, tapi (saya lihat) terdesak sekali,” kata lelaki itu.
Ia juga mengaku unit korban sering didatangi orang, yang diduga hendak menagih utang. Orang yang datang ke unit apartemen korban itu dinilai sedikit kasar. Bahkan, suaranya sempat mengganggu tetangga di sekitar.
Menurut dia, rumah korban sudah disita oleh bank. Korban mengaku hendak pindah ke Solo, Jawa Tengah, pada tahun lalu. Korban juga dinilai jarang menempati unitnya di Apartemen Teluk Intan.
5. Sempat Sembahyang
Di lantai teratas apartemen, terdapat sebuah klenteng tempat umat Khonghucu beribadah, yang berlokasi di sebelah kiri dari arah tangga darurat. Tindakan bunuh diri yang dilakukan keempat korban diduga terjadi dari halaman klenteng, yang berada di sebelah kanan dari arah tangga darurat.
Menurut keterangan dari penjaga klenteng, salah satu dari korban diduga telah melakukan sembahyang di klenteng tersebut sebelum melakukan aksi bunuh diri. Korban yang dimaksud diyakini adalah ibu dari keluarga tersebut. Penjaga klenteng tersebut mengaku sedang menonton televisi ketika perempuan itu datang untuk bersembahyang, dan dia sempat menawarkan hio kepada perempuan tersebut. “Sembahyang yang perempuan satu,” kata dia, Ahad.
Baca Juga : Menanam Biji Kebaikan: Membangun Kebiasaan Positif Baru di Bulan Suci Ramadan
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari Jurnalismeinvestigatif.com. Untuk kerjasama lainnya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.