Seolah berlomba dan berkejaran untuk upaya penemuan obat Covid-19. Baru-baru ini para peneliti di Amerika Serikat telah menemukan bahwa varian Iota, varian virus corona dari New York dapat meningkatkan risiko kematian akibat Covid-19 pada orang dewasa yang lebih tua.
Para peneliti ini berasal dari New York City Department of Health and Mental Hygiene dan Mailman School of Public Health, Columbia University, Amerika Serikat. Dalam temuan mereka, varian Iota memiliki kemampuan menular yang jauh lebih tinggi dibandingkan varian SARS-CoV-2 yang beredar sebelumnya.
Bahkan, seperti dilansir dari News Medical Live Science, varian virus corona tersebut memiliki kemampuan lolos dari kekebalan. Risiko kematian akibat Covid-19 yang disebabkan oleh varian Iota ini memiliki tingkat kematian sebesar 62-82 persen di antara orang dewasa yang lebih tua. Studi tersebut telah dipublikasikan secara daring di server pracetak medRxiv.
Seperti yang telah diketahui bahwa perkembangan pandemi Covid-19 selama ini telah memunculkan banyak varian-varian virus corona. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Bahkan, beberapa varian virus SARS-CoV-2 yang ada saat ini, telah ditetapkan sebagai Variants of Concern (VOD) atau Variants of Interest (VOI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Varian Iota atau varian B.1.526 dari SARS-CoV-2, pertama kali teridentifikasi di New York City pada November 2020. Belakangan ini, varian virus corona tersebut telah terdeteksi di 52 negara bagian di Amerika Serikat, serta 27 negara di seluruh dunia.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya menemukan bahwa varian Iota memiliki kemampuan dalam meningkatkan risiko kematian Covid-19 saja. Akan tetapi, studi mereka yang berbasis laboratorium juga menunjukkan, bahwa varian Iota agak resisten terhadap netralisasi dari antibodi monoklonal terapeutik dan antibodi yang diinduksi dari vaksin. Sebaliknya, bukti lainnya menunjukkan bahwa varian New York tersebut tidak meningkatkan risiko infeksi, baik pada orang yang telah divaksinasi, maupun pada orang yang sebelumnya telah terinfeksi Covid-19.
Dalam studi saat ini, para ilmuwan telah menganalisis beberapa kumpulan data epidemiologi dan populasi yang dikumpulkan di New York City. Selanjutnya, mereka melakukan pemodelan matematika untuk menentukan tingkat penularan, kemampuan menghindari kekebalan, dan risiko kematian akibat infeksi dari varian virus corona B.1.526 atau varian Iota dari New York ini. Para ilmuwan menggunakan sistem inferensi model jaringan untuk memperkirakan dinamika transmisi SARS-CoV-2 dan variabel serta parameter tingkat populasi di New York City.
Para peneliti juga mengamati peningkatan pesat dalam kasus Covid-19 pada varian Iota yang diamati selama gelombang pandemi kedua. Sebelum identifikasi varian di lingkungan tertentu untuk pertama kalinya pada awal November 2020, peningkatan bertahap dalam keseluruhan tingkat penularan SARS-CoV-2 diamati di lingkungan yang sama.
Tingkat transmisi atau penularan varian virus corona ini tetap tinggi antara November 2020 dan Februari 2021, diikuti oleh penurunan ke baseline ketika varian B.1.526 menjadi dominan di seluruh kota. Secara keseluruhan, pengamatan ini menunjukkan bahwa peningkatan tingkat penularan di lingkungan tertentu mungkin disebabkan oleh penyebaran cepat varian B.1.526 atau varian Iota.
Dalam studi yang belum ditinjau rekan sejawat ini, menunjukkan risiko kematian Covid-19 yang disebabkan oleh varian virus SARS-CoV-2 ini, meningkat. Perkiraan yang dibuat oleh para ilmuwan tentang infeksi spesifik varian dan tingkat kematian mengungkapkan bahwa varian Iota meningkatkan tingkat kematian akibat infeksi sebesar 46 persen, 82 persen, dan 62 persen. Yakni masing-masing pada kelompok individu berusia 45-64 tahun, 65-74 tahun, dan di atas 75 tahun.
Para peneliti menyebut bahwa dibandingkan dengan varian virus corona yang beredar sebelumnya, varian Iota, secara keseluruhan, menyebabkan 60 persen induksi pada tingkat kematian infeksi. Induksi ini sebanding dengan yang diperkirakan untuk varian B.1.1.7, yakni varian Alpha dari Inggris. Menurut peneliti, studi ini menyoroti pentingnya pemantauan karakteristik epidemiologis varian baru virus corona, SARS-CoV-2. Tujuannya, untuk mengelola pandemi Covid-19 dengan lebih baik.