Jurnalismeinvestigatif – JAKARTA – Dunia mengakui keberhasilan Indonesia dalam menjaga kekuatan ekonomi di tengah krisis dunia akibat pandemi, perang dan faktor lainnya.
Inflasi di Indonesia hanya 4% sampai 5%, dibandingkan 9% di Amerika Serikat. Demikian disampaikan Prof Miranda S. Goeltom, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Lemhannas RI (18/7).
“Secara umum Indonesia kuat untuk bertahan. Sepanjang sejarah perekonomian beberapa dekade terakhir, belum pernah dalam sejarah inflasi Indonesia lebih rendah dari pada inflasi Amerika Serikat,” kata Miranda Gultom saat menjadi moderator dalam Kuliah Umum Indonesia’s Economic Resilience and Future Challenges bagi peserta PPRA 63 dan 64 Lemhannas RI.
Hampir seluruh dunia mengakui pengakuan Indonesia atas kebijakan keuangan dan fiskal yang sehat.
Baca Juga : 9 Negara Terancam Bangkrut Layaknya Sri Langka
“Tidak usah heran, kita semua mengakui kemampuan Indonesia dalam menghadapi krisis. Tapi kita tetap harus hati-hati,” lanjut mantan deputi gubernur senior Bank Indonesia itu.
Senada dengan itu, Letjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah, Wakil Gubernur Limhanas RI, dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia masih perlu tetap waspada.
“Prospek ekonomi dunia semakin membaik, akan tetapi terdapat faktor geopolitik yang perlu diwaspadai. Prospek kondisi ekonomi dunia meningkat, namun potensi risiko lainnya tetap tinggi karena situasi mengetatnya kondisi keuangan global dan penyebaran varian omicron, serta krisis geopolitik yang tengah terjadi,” lanjut Letjen MS. Fadhilah.
Situasi Indonesia saat ini tidak begitu rentan seperti pada tahun 1998, karena telah menerima berbagai kebijakan dan dukungan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Baca Juga : Hadi Tjahjanto: Manajemen Tempur, Komunikasi Sosial, dan Pertanahan
“Saya merasa karena Indonesia tidak vulnerable seperti dulu. Sekarang Indonesia memiliki sektor keuangan yang bagus, kebijakan secara umum kondisinya juga baik, tools lebih banyak, financial instrument lebih banyak, juga dukungan pemerintah seperti peraturan pemerintah pengganti undang-undang dan sebagainya,” kata Miranda Goeltom.
Saat ditanya tentang potensi perekonomian Indonesia dalam menghadapi perekonomian global yang memburuk, Miranda Gottom mengatakan ada potensi, namun tidak perlu khawatir karena Indonesia sudah memiliki penyangga, sehingga perekonomian tidak akan memburuk.
“Apakah Indonesia akan ikut memburuk? Bisa saja terjadi begitu, tetapi yang penting sebetulnya kita sudah punya tools (alat-alat). Indonesia punya monetary space yang cukup besar. Indonesia juga punya broad based industry yang beragam, saat satu harga turun, yang satu naik, juga harga komoditas, di satu sisi turun, harga komoditas lainnya naik,” lanjut Miranda.
Berkat langkah-langkah tersebut, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang pertumbuhan ekonominya tidak turun rendah dari perkiraan selama pandemi 2020-2022.
Baca Juga : Kenaikan Harga Pangan Dan Gejolak Politik
Selain itu, Miranda juga akan ada dampak akibat krisis Ukraina dan Rusia pada perekonomian global. “Bila krisis Ukraina dan Rusia tidak selesai, tentu saja ada dampaknya. Akan tetapi, factor itu tidak sendirian, perekonomian China juga berdampak ke Indonesia. Indonesia punya bantalan yang cukup untuk menghadapinya. Saya cukup optimistik, saat ini Indonesia memliki berbagai tools dan instruments yang bisa dipakai,” kata Miranda Goeltom.
Mengenai upaya Indonesia untuk fokus pada pembangunan infrastruktur, meski melambat, namun akan meningkatkan dan memperkuat perekonomian di masa mendatang.
Dalam kesempatan ini, peserta PPRA 63 dan 64 Lemhannas RI diharapkan dapat menerima informasi dan mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai kondisi Indonesia dan dunia dari IMF.
Hadir dalam kegiatan tersebut Senior Deputi Bank Indonesia tahun 2004-2008 Prof. Miranda Swaray Goeltom, Ph.D., Sekretaris Utama Lemhannas RI Drs. Purwadi Arianto, M.Si., Deputi Pendidikan Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., Deputi Pengkajian Lemhannas RI Prof. Ir. Reni Mayerni, M.P., Deputi Kebangsaan Lemhannas RI Laksda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M., M.Tr. Opsla., Tenaga Profesional Ending Fadjar, S.E., M.A., dan para pejabat struktural Lemhannas RI.
Baca Juga : Pertumbuhan ekonomi pada 2023 dihantui ancaman stagflasi
Sumber : katadata.co, okezone.com | Editor : Dian