JAKARTA – Emrus Sihombing, pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan, mengatakan calon presiden (Capres) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 diharapkan tidak hanya populer, tetapi juga berkualitas dan berintegritas.
“Masyarakat perlu mengetahui integritas kualitas calon presiden 2024 yang berkualitas dan bermartabat. Jadi tidak hanya berdasarkan popularitas dan elektabilitas dalam temuan,” kata Emrus Sihombing, Senin (30/10).
Ia mengatakan, jika masyarakat memilih calon presiden semata-mata berdasarkan popularitas dan elektabilitas, ia akan cenderung mengembangkan kebijakan, program, dan aksi rakyat selama rakyatnya nyaman.
Baca Juga : Pengaruh Religiusitas dan Pilihan Politik
“Ada kemungkinan bahwa beberapa janji kampanye tidak akan terpenuhi secara optimal. Dia juga tidak memiliki strategi pemecahan masalah keseluruhan yang substansial yang membawa kembali masalah yang relatif sama di semua bidang kehidupan sosial. Dia tidak pernah membahas akar masalahnya.” jelas Emrus Sihombing.
Pemimpin atas dasar popularitas-elektabilitas kata Emrus Sihombing akan sangat terbuka kemungkinan membuat kebijakan, program, dan tindakan sekedar menyenangkan saja dalam jangka pendek, namun tetap di bawah kendali kekuatan pemodal dari dalam mapun luar negeri.
“Misalnya, membangun atas dasar pinjaman dari berbagai negara dan atau perusahaan swasta dari luar negeri. Gaya kepemimpinan semacam ini akan membuat bangsa kita tidak mampu bersaing dengan negara tetangga sekalipun karena dikendalikan oleh pemberi pinjaman,” ungkap Emrus Sihombing.
Baca Juga : Peran Etika Politik Untuk Hindari Hasil Pemilu Cacat Hukum