Jakarta – Densus 88 Antiteror Polri menangkap Ustaz Farid Okbah dan Ahmad Zain An Najah karena diduga terlibat dalam kelompok radikal Jamaah Islamiyah (JI). Polri mengungkap awal mula kelompok teroris JI dapat dibongkar oleh Polri.
“Sejak tertangkapnya Amir JI, yaitu Parawijayanto, pada 29 Juni 2019, ini bisa membuka daripada pintu masuk Densus 88 untuk lebih dapat memahami, mempelajari tentang kelompok teroris JI tersebut,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Rusdi menyebut, dari hasil penangkapan Parawijayanto, jalan untuk membongkar jaringan teroris Ji di Tanah Air pun terbuka. Menurut Rusdi, Parawijayanto memberikan informasi kepada polisi terkait kelompok teroris ini.
“Info yang diberikan oleh Parawijayanto dapat menggambarkan struktur organisasi JI, dapat menggambarkan pola rekrutmen dari JI, dapat menggambarkan pendanaan dari JI dan juga bagaimana strategi daripada JI itu sendiri,” ucapnya.
Menurut Rusdi, sejak 2019 Densus 88 mulai mempelajari tentang bagaimana pendanaan dari kelompok JI. Dia menyebut dapat dipahami bersama bahwa untuk mempertahankan eksistensi, dalam satu organisasi sangat dibutuhkan pendanaan.
“Tentunya, JI terus melakukan upaya-upaya bagaimana pendanaan didapat oleh organisasi untuk tetap mempertahankan eksistensi kelompok teroris JI ini,” ujarnya.
Sumber Pendanaan Kelompok JI
Polri mengungkap sumber pendaan dari jaringan teroris JI. Menurut Rusdi, ada dua sumber yang mendanai organisasi teroris JI, yakni sumber internal dan eksternal.
“Pertama, pendanaan internal melalui infak yang diberikan setiap bulan dari seluruh anggota kelompok teroris JI ini, besaran sekitar 2,5 persen dari pendapatan anggota setiap bulannya,” katanya.
“Sumber kedua, melalui eksternal, yaitu mendirikan lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman bin Auf. Ini merupakan satu lembaga yang dibuat kelompok ini untuk mendapatkan pendanaan dengan kamuflase kegiatan-kegiatan dari Baitul Maal Abdurrahman bin Auf untuk kegiatan pendidikan dan sosial. Tapi ada sebagian dari dana terkumpul untuk menggerakkan kelompok teroris JI tersebut,” tambahnya.