Site icon jurnalismeinvestigatif.com

Jumlah Orang Miskin Tak Bertambah Saat Harga BBM Naik, Apa benar ?

Jumlah Orang Miskin Tak Bertambah Saat Harga BBM Naik, Apa benar

Gambar ilustrasi masyarakat miskin | Foto : Liputan6

JurnalismeInvestigatif – Jakarta – Pemerintah meyakini meski harga BBM naik, jumlah penduduk miskin tidak akan bertambah. Pasalnya, pemerintah telah menggelontorkan bantuan sosial (bansos) untuk melindungi 40% masyarakat.

Pemerintah telah meningkatkan anggaran bantuan sosial sebesar Rp 24,17 triliun yang meliputi bantuan langsung tunai (BLT), bantuan subsidi upah (BSU) dan bantuan angkutan umum, ojek dan nelayan.

Menurut Febrio Nathan Kacaribu, Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pemberian bantuan sosial tidak hanya dapat menekan pertumbuhan penduduk miskin, tetapi bahkan mengurangi tingkat kemiskinan.

“Kalau BBM naik, angka kemiskinan tidak naik. Kita hitung dengan bantuan sosial ini, angka kemiskinan bisa ditekan sekitar 0,3 persen (tahun ini),” katanya di gedung DPR RI, Senin (5/9).

Baca Juga : Jokowi Sebut BLT BBM Tak Mungkin 100 Persen Tepat Sasaran, Kenapa ?

Ia mengatakan, jika tidak ada tambahan bansos tersebut tentu harga BBM naik akan mempengaruhi garis kemiskinan. Sebab kenaikan harga BBM akan menyebabkan terjadinya inflasi yang berimbas pada peningkatan biaya hidup sehingga meningkatkan kemiskinannya.

“Ini yang kemudian kita hitung bersama-sama. Oh ternyata kalau diberikan bansos, kita bisa sama-sama jaga daya beli khususnya yang miskin dan rentan,” kata Febrio.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, bansos yang diberikan pemerintah menyasar masyarakat yang masuk ke dalam golongan desil 1 hingga desil 4. Adapun kelompok orang miskin terdapat di desil 1, maka dengan pemberian bansos hingga desil 4 telah mencakup kelompok masyarakat terbawah.

“Jumlah orang miskin sekarang di 10 persen terbawah, itu desil 1. Jadi orang miskin itu di desil 1. Lalu kita siapkan bantalannya untuk sampai desil 4. Jadi turun dari mana dia ke desil 1? Mungkin enggak dari desil 6 turun ke desil 1? Ya mudah-mudahan gak ada,” ungkap dia.

Baca Juga : Pertumbuhan ekonomi pada 2023 dihantui ancaman stagflasi

Sebagai informasi, desil 1 yang merupakan kelompok ekonomi terbawah, yang selama ini menerima bansos seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Sembako, dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Lalu desil 2 dipandang sebagai masyarakat dengan kelas menengah kebawah yang rawan miskin. Masyarakat yang masuk desil 2 selama ini mendapatkan bansos berupa KIP, Program Sembako dan KIS.

Kemudian desil 3 dianggap sebagai masyarakat kelas menengah yang rentan miskin apabila terjadi goncangan ekonomi. Pada desil 3 ini bansos yang diberikan oleh pemerintah adalah program sembako dan KIS.

Serta desil 4 adalah yang dianggap sebagai masyarakat yang sudah mampu secara finansial, tetapi apabila ada goncangan ekonomi menjadika masyarakat di golongkan ini hampir miskin.

Baca Juga :Kekuatan Ekonomi Indonesia di Tengah Krisis Global di Akui Dunia

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari jurnalismeinvestigatif.com Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media lainya.

 

Exit mobile version