Site icon jurnalismeinvestigatif.com

Cerita Jaksa di Balik Tuntutan Mati 13 Terdakwa Narkoba ‘Bola Sabu’

Sukabumi

13 terdakwa sindikat jaringan internasional Pakistan-Iran-Indonesia atas kepemilikikan dan peredaran ‘bola sabu’ yang nilainya Rp 480 M dituntut hukuman mati. Dista Anggara, jaksa muda yang menjabat Kepala Seksi Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi menyusun tuntutan maksimal untuk para terdakwa.

“Ini ditangkapnya oleh Satgas Merah Putih Bareskrim Polri (Juni 2020), makanya kami dari Kejaksaan RI juga mengedepankan semangat merah putih meracik formula tuntutan, ini juga merupakan bagian dari sinergitas Polri dan kejaksaan,” kata Dista dalam wawancara dengan detikcom, Sabtu (6/3/2021).

Dista juga menyebut peranan pimpinannya Kepala Kejari Kabupaten Sukabumi Bambang Yunianto yang berkeinginan untuk menghukum maksimal para pelaku. Sejak awal, Bambang sendiri memang mengeluarkan statemen soal hukuman maksimal untuk mereka yang terlibat dalam jaringan itu.

“Kami menyusun berbagai pertimbangan, pertama merusak generasi muda, generasi bangsa kita karena itu menimbulkan bahaya yang sangat besar merugikan kehidupan manusia selanjutnya masyarakat bangsa dan negara. Ketahanan nasional Indonesia, itu yang hal-hal memberatkan,” kata Dista.

Selain itu, kata dia, para terdakwa yang merupakan sindikat jaringan internasional, Pakistan – Iran – Indonesia menikmati hasil kejahatan narkotika ini. Jaksa juga tidak menemukan hal yang meringankan dari perbuatan para terdakwa.

“Bayangkan ada ratusan kilogram narkotika jenis sabu dipasarkan di Indonesia, berapa banyak nyawa yang kita selamatkan. Ini juga menjadi landasan kami mengenakan tuntutan pidana mati kepada para terdakwa ini. Jadi kami tidak sekedar menerima berkas dari kepolisian saja, tapi satu persatu berkas kami pelajari dan ditelaah, kami telusuri peran masing-masing terdakwa berikut pembuktiannya kita uji lagi. Sampai akhirnya ya kemarin itu pada sidang agenda tuntutan,” bebernya.

13 terdakwa yang dituntut mati adalah Basuki Kosasih, Ilan, Suhendar alias Batak, Nandang, Riris Rismanto, Yunan Febriantono, Amu Sukawi alias Beka, Yondi, M Iqbal, Samiullah, Hoosein Salari, Mahmoud Salari Rasyid dan Afateh Nohtani. Mereka dijerat Undang-undang Republik Indonesia, pada Pasal 114 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Simak video ‘Dituntut Hukuman Mati, Terdakwa ‘Bola Sabu’ Atefeh Nohtani Histeris’:

[Gambas:Video 20detik]

(sya/ern)

Exit mobile version