Site icon jurnalismeinvestigatif.com

Tom Lembong Bela Diri Usai Laptop dan iPad Disita di Tahanan

tom lembong

tom lembong

JAKARTA — Mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong, menyatakan keberatannya atas penyitaan laptop dan iPad yang ia bawa ke dalam ruang tahanan oleh penyidik Kejaksaan Agung. Dua perangkat elektronik tersebut, menurut Tom, digunakan untuk menyusun nota pembelaan (pleidoi) dalam kasus dugaan korupsi impor gula yang kini menjeratnya sebagai terdakwa.

“Laptop dan iPad kan alat tulis. Saya pakai untuk menulis pleidoi, nanti akan puluhan halaman dokumen pembelaan saya,” kata Tom kepada wartawan usai menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).

Tom mengaku kebingungan dengan aturan terkait barang-barang yang diperbolehkan masuk ke dalam sel tahanan. Menurutnya, ia mengira larangan hanya berlaku untuk senjata tajam atau barang berbahaya seperti korek api.

“Saya juga masih sedikit bingung,” ujarnya.

Selain menyusun pleidoi, Tom juga menggunakan perangkat Apple tersebut untuk membaca ribuan halaman berkas perkara yang dinilainya sulit diakses jika hanya dalam bentuk fisik. “Kalau teman-teman media lihat, berkas saya itu satu setengah meter tingginya,” ujarnya.

Namun setelah laptop dan iPad disita penyidik pada 26 Mei 2025, Tom menyebut kini ia terpaksa menulis secara manual. “Saya dapat kiriman kertas bertumpuk-tumpuk dan bolpoin, karena untuk sementara ini ya semuanya tulis tangan,” katanya.

Pertanyakan Dasar Hukum Penyitaan
Tom menyatakan kekecewaannya atas tindakan penyitaan yang menurutnya tidak disertai dasar hukum yang jelas, terlebih saat perkaranya sudah masuk ke tahap penuntutan.

“Jaksa tidak berwenang menyita, tapi kemudian dia minta hakim untuk menyita. Hakim bingung, atas dasar apa? Yang punya wewenang kan pejabat rutan,” ujar Tom.

Meski demikian, ia menyatakan siap mematuhi aturan yang ditetapkan Kejaksaan Agung. “Ini tanggung jawab saya. Saya akan mentaatinya dan bertanggung jawab penuh,” ucapnya.

Kejagung Masih Lakukan Investigasi
Secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Harli Siregar, menyatakan pihaknya masih melakukan investigasi internal terkait bagaimana dua perangkat tersebut bisa lolos masuk ke dalam ruang tahanan.

“Belum diketahui siapa yang mengizinkan, masih dalam proses investigasi,” kata Harli saat dikonfirmasi, Minggu (1/6/2025).

Menurut Harli, aturan melarang alat komunikasi dan perangkat elektronik dibawa ke dalam kamar tahanan, dan hal itu berlaku untuk semua tahanan, bukan hanya Tom Lembong.

“Banyak tahanan dalam berbagai perkara lain, dan semuanya dilarang membawa alat komunikasi maupun elektronik,” ujarnya.

Penyitaan terhadap laptop dan iPad milik Tom dilakukan dalam inspeksi mendadak pada 19 Mei 2025. Jaksa kemudian mengajukan permohonan penyitaan ke majelis hakim pada 22 Mei 2025.

“Di kamar terdakwa ditemukan dua benda tersebut, Yang Mulia. Kami mohon untuk disita karena diduga berkaitan dengan perkara,” ujar jaksa di persidangan.

Baca Juga : Dua Anak Tewas di Kolam Limbah Eks Tambang, Ormas PETIR Desak Penyelidikan Dugaan Keterlibatan PHR, CPI, dan SKK Migas

Exit mobile version