Sleman –
Bareskrim Polri resmi menghentikan kasus dugaan penyerangan oleh laskar Front Pembela Islam (FPI) terhadap anggota polisi yang sedang bertugas dalam insiden di Tol Jakarta-Cikampek KM 50. Pakar hukum pidana Universitas Gadjah Mada (UGM) M Fatahillah Akbar menyebut keenam laskar FPI sebenarnya tak perlu jadi tersangka.
“Kenapa ditetapkan tersangka, mungkin ini untuk sebagai sarana untuk mengatakan adanya alasan pembenar, mungkin bagi polisi dalam justifikasi dalam tindakan saat itu. Tapi saya rasa tidak perlu ditetapkan tersangka,” kata Akbar saat dihubungi wartawan, Kamis (4/3/2021).
Akbar menyebut langkah polisi sesuai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau KUHP tepatnya Pasal 77. Dalam pasal tersebut disebutkan mengenai status perkara seseorang yang dijerat pidana kemudian meninggal dunia. Pasal itu berbunyi, ‘Kewenangan menuntut pidana hapus, jika tertuduh meninggal dunia’.
“Saya rasa cukup disetop saja, selesai (perkaranya). Kalau sudah meninggal sudah dibuktikan ada surat kematian ya sudah nggak bisa, nggak usah sampai persidangan,” jelasnya.
“Sudah (memenuhi unsur Pasal 77) karena itu meninggal dunia saja, apapun bentuknya, meninggal dunia itu jadi ini alasan penghapusan,” sambungnya.
Akbar lalu merinci alasannya sepakat dengan keputusan untuk menggugurkan status tersangka keenam laskar FPI tersebut. Sebab, dalam prosedur hukum, jika insiden di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 ini diteruskan, akan terjadi pemborosan.
“Untuk menetapkan seseorang tersangka yang nanti ujung-ujungnya kasus itu SP3 maka biaya perkaranya menjadi lebih mahal,” tegasnya.
“Bahkan kalau sudah ditetapkan tersangka bahkan sudah P21 dan kemudian meninggal jaksa harus menghentikan penuntutan. Bahkan sudah jalan pun harus dihentikan,” terang Akbar.
Sebelumnya diberitakan, Bareskrim Polri resmi menghentikan kasus dugaan penyerangan oleh laskar FPI terhadap anggota polisi yang sedang bertugas dalam insiden di Tol Jakarta-Cikampek KM 50. Status tersangka enam laskar FPI yang tewas dinyatakan gugur.
“Kasus penyerangan di Tol Jakarta-Cikampek dihentikan. Dengan begitu, penyidikan serta status tersangka sudah gugur,” ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono, kepada wartawan, Kamis (4/3).
Argo mengatakan polisi sudah menerbitkan laporan dugaan adanya unlawful killing terhadap empat dari enam laskar FPI yang masih hidup saat digiring ke dalam mobil polisi. Tiga anggota Polda Metro Jaya menjadi terlapor dalam kasus ini.
Menurut Argo, hal itu sudah sesuai dengan instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menjalankan rekomendasi dan temuan dari Komnas HAM soal perkara ini.
“Rekomendasi dan temuan Komnas HAM, kami sudah jalankan. Saat ini masih terus berproses,” tandasnya.
(ams/sip)